Jumat, 29 November 2013

pekerjaan yang ada di indonesia dan tidak ada di negara lain

1. Tukang ojek















2. Penjaga kamar mandi (wc)
 
  



 3. Kernet bus


4. Semir sepatu



5. Tukang topeng monyet


Don Lego: Ingin Membangunkan Musik Ska yang Tertidur Pulas

“Ayo kawan kita berdansa.

Di lantai ini kita bersama-sama.

Ayo kawan kita berdansa.

Di lantai ini kita semua merdeka.”


(Don Lego – Berdansa)

Sepenggal lirik lagu dengan judul 'Berdansa' milik Don Lego diatas mungkin menjadi salah satu bukti jika band asal kota Bandung ini ingin membangunkan kembali genre musik ska yang sempat tertidur pulas semenjak tahun 2000-an. Dan pada tahun 2003 Don Lego terbentuk, dimotori oleh Kumbank (vokal), Iyai (gitar), Bois (bass), Irfan (drum), Komenk (keyboard) Aji (saxophone), Epoel (trombone) serta Obey dan Bejo (trumpet) yang bukan orang-orang baru di dunia musik Bandung. Mereka adalah orang-orang yang udah malang-melintang di dunia musik Bandung. Beberapa dari mereka bahkan sempat punya band bergenre Ska yang sempat berjaya di akhir era 90-an.

Don Lego dapat dikatakan sebagai salah satu pionir kembalinya kejayaan musik Ska di Bandung. Band yang beberapa personilnya mempunyai berbagai latar belakang musik ini pada awalnya mengusung aliran tradisional reggae & ska, namun seiring perkembangan musik yang dimainkannya mereka akhirnya menyebut musik mereka sebagai roots and steady beat.

Setelah hampir lima tahun berkarya, pada Desember 2009 Don Lego merilis album pertama mereka yang berjudul Dancing in the Moon. Album yang dikerjakan selama dua tahun ini merupakan bukti eksistensi para personilnya dalam dunia musik Ska yang mulai berkembang di kota Bandung. Kini meskipun formasi sedikit berubah dimana Saxophone yang tadinya diisi oleh Aji dilimpahkan ke Opick dan posisi drummer yang saat ini diisi oleh Pam, para "Don" ini bisa membuktikan eksistensinya di jalur indie dengan menampilkan karya-karyanya di berbagai gigs di Bandung hingga beberapa kota lainnya.

Meskipun sempat berganti-ganti personil, tidak menyurutkan semangat Don Lego untuk terus bermusik. Banyak pengalaman yang lucu ketika mereka show diluar kota. “Pernah waktu itu kita main di acara komunitas, di Jogjakarta. Hari pertama kita tidur di hotel. Karena jumlah hotelnya terbatas dan beberapa band dari luar kota juga sudah berdatangan besoknya kita ‘ngelehan’ untuk meninggalkan hotel dan tidur di pinggir jalan Malioboro.” Kata Kumbank disertai tawa para personil lainnya.

“Pernah juga waktu main di Pangandaran. Waktu itu si Kumbank ga sengaja minum air untuk gas smoke, karena disimpan di botol aqua. Pernah juga dibayar tapi ga full bayarannya. Tapi kami pikir itu bagian dari proses bagi Don Lego untuk terus berkembang.” Tutur Obey.

Nama Don Lego sendiri diambil dari salah satu tokoh di film Benyamin S. “Dulu kita seneng nonton film Benyamin S. Ada film yang judulnya Koboi Ngungsi. Disana ada tokoh penjahat yang namanya Antek-antek Don Lego. Nah dari situ langsung terbesit untuk memakai nama Don Lego sebagai nama band kita. Selain itu juga sosok Benyamin S. yang lucu, dan konyol hampir sama dengan kita-kita.” Ungkap Kumbank ketika ditemui setelah manggung di acara Voice of Voyages hari Sabtu lalu.

Saat ini Don Lego sedang mempersiapkan album keduanya yang direncanakan akan dirilis tahun 2014 mendatang. “Secara materi sudah siap, sekarang kita masih dalam tahap proses produksi. Ya mudah-mudahan awal tahun depan, album kedua sudah bisa kita persembahkan.” Ujar Iyai, sang gitaris.

“Untuk album baru, konsep musik secara keseluruhan ada beberapa perbedaan, secara musikalitas juga ada beberapa perubahan. Kita juga akan berkolaborasi dengan Risa Saraswati dan ada lagu dengan instrument dari Angklung Udjo”, tambah Iyai.

Sebagai band yang dilahirkan di Kota Bandung dan semangat Don Lego untuk terus berkarya dalam bermusik juga menaruh harapan kepada pemerintah yang baru di era Ridwan Kamil ini. Para personil Don Lego berharap, pemerintah kota bisa lebih memperhatikan fasilitas-fasilitas bermusik bagi para pelakunya.

“Ya semoga saja rencana Ridwan Kamil untuk membuat taman musik bisa terealisasi. Karena anak-anak muda yang memiliki potensi bermusik tidak memiliki fasilitas yang cukup untuk berkarya. Dan program-program lainnya seperti Jum’at bersepeda bisa secara kontinyu berjalan. Intinya sih kita pasti dukung semua programnya, karena saya pikir cukup keren program-programnya, dan beda dari yang lainnya. Semoga saja bisa terealisasi.” kata Obey diamini teman-temannya.

Di akhir wawancara, Don Lego memberikan sedikit tips kepada anak-anak muda yang ingin bermain musik seperti mereka. “Untuk teman-teman yang ingin ngeband, anggap band kalian itu adalah keluarga kalian sendiri, nikmati proses selama kalian bermain musik karena untuk sukses tidak ada yang instant. Jangan pernah berhenti untuk terus berkarya. Yang paling penting tetap konsisten dengan genre yang dipilih.” Well, sukses terus untuk Don Lego, ditunggu album barunya! (IN)